Seperti yang saya janjikan lalu, untuk membahas lebih mengenai Autonomous Working Group atau AWG ini. namun kali ini saya ingin mengupas tentang tujuan akhir dari AWG ini yaitu “operational Excellence”. hmmmmm apa siihh Operational Excellence.
menurut situs Deloitte (www.deloitte.com) Operational Excellence merupakan a competitive advantage: it translates to increased production flexibility, improved customer responsiveness, and cost minimization.
dari situs http://www.businessdictionary.com, operational Excelence merupakan a philosophy of the workplace where problem-solving, teamwork, and leadership results in the ongoing improvement in an organization. The process involves focusing on the customers' needs, keeping the employees positive and empowered, and continually improving the current activities in the workplace.
nah dari 2 sumber tersebut kita bisa melihat key dari “operational Excellence “ yaitu teamwork, leadership, continues improvement dan keterlibatan total atau empowered.
waktu seminar lalu kunci sederhana jika sebuah organisasi ingin sukses adalah :
1. Belajar untuk tetap customer focus
2. Perusahaan yang market leader belum tentu menjadi Profit leader (naaah loo , jadi jangan bangga dulu jika perusahaan kita adalah yang menguasai pasar padahal cost yang di keluarkan jauh lebih besar dari pendapatan, kalau gini siap2 aja….. )
3. sekarang ini TOYOTA adalah market leader sekaligus profit leader, makanya tak ada salahnya kalau kita bisa mengambil ilmu dari konsep toyota ini, karena mereka menjalankan apa yang namanya “Operator Excellence” dan Customer Focus” .
Source : http://www.ebic.com/images/EBIC_SM.jpg
Lalu apa hubungan nya dengan Autonomous Working Group atau AWG. yah jelas terkait erat banged konsep AWG ini adalah kendaraan utama menuju operational Excelence yah kalau di analogikan sederhana yahhh kalau mau ke kantor pasti ada banyak cara ke tempat tujuan seperti jalan kaki, naik angkot, naik kendaraan kita sendiri, atau nebeng orang hehehhe yah banyak cara bukan nah Konsep AWG ini adalah salah satu cara ketempat tujuan akhirnya yaitu Operational Excellence.
jadi ada contoh sederhana mengenai prinsip menjalankan AWG ini ke dalam bentuk sebuah layaknya perusahaan lengkap dengan struktur organisasinya kebetulan contoh nya dari perusahaan manufaktur. berikut contohnya :
pada perusahaan ABCDE, divisi Produksi, bagian Line produksi A
kebetulan yang ingin kita buat yaitu LIne produksi A jadi beri nama saja misal PT ABCDE LINE PROD A
Pertama buat struktur organisasi bagian PT ABCDE LINE PROD A
tunjuk atau berdasarkan kesepakatan siapa yang menempati posisis apa. Tapi mesti di ingat seluruh bagian sttuktur organsiasi ini hanya boleh di isi para Operator.
lalu mereka lah yang akan membuat SOP kerja sendiri yang di sesuaikan dengan visi misi perusahaan
struktur perushaan PT ABCDE LINE PROD A 1
nah nanti yang jadi komisaris nya adalah para supervisor, manager dari bagian produksi Line A. dan fungsi kerja di atas bukan lah struktur main – main namun operator di tuntut untuk tahu mengenai posisi dan tugas kewajiban apa yang akan di emban sesuai stuktur organsiasi tersebut, misal operator katakan “bpk Tono” menempati posisi sebagai manager peeliharaan maka dia bertanggung jawab kelancaran jalannya setiap mesin – mesin produksi di Line A seperti menginspeksi, memerikas berkala dsb. dan tentunya divisi maintenance PT ABCDE menjadi lebih ringan tugas nya.
Nah dari hal tersbut perushaan secara tidak langsung menambah skill para operator dan softskill mereka dalam mengemban tugas nya masing – masing. dan persuhaan secara langsung telah melibatkan para operator dalam proses pengembangan dan optimalisais perushaan.
Menarik bukan dan konsep ini bisa di pakai di perushaan apa pun. Ok udah dulu ya, siap2 presentasi lagi saya ehehheh.. di tulisan berikutnya saya akan memaparkan tujuan dan manfaat dari AWG untuk operational Excelence ini.
Salam,
Yudha Der Panzer
nice post bro
BalasHapus